SELAMA 350 tahun menjajah bumi pertiwi, banyak jejak yang ditinggalkan Belanda. Salah satunya bangunan yang memiliki arsitektur khas Eropa saat itu, gaya neo klasik yang berpadu dengan gaya kontemporer, atau kerap disebut sebagai gaya art deco. Suatu bentuk dekorasi bangunan yang populer ketika Perang Dunia I berakhir.
Sudah menjadi desas-desus jika setiap bangunan megah yang dibangun Belanda di negeri zamrud khatulistiwa ini menyimpan 1001 cerita. Salah satunya misteri bunker terowongan yang konon menghubungkan bangunan satu ke bangunan lainnya yang letaknya cukup jauh. Namun semua cerita itu seperti tak pernah bisa dibuktikan.
Hingga akhirnya pada Maret 2009 lalu, saat peresmian beroperasinya kembali Stasiun Tanjung Priok, tabir keberadaan bunker di setiap bangunan peninggalan Belanda itu bak tersingkap. Adalah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang memiliki "perkara" terbongkarnya keberadaan bunker di bawah Stasiun Tanjung Priok.
Pada saat peresmiannya, Presiden dikabarkan sangat takjub dengan kemegahan dan keelokan Stasiun Tanjung Priok. Bahkan sempat diberitakan, kedua mata Presiden seperti tak pernah kenal lelah mengamati setiap sudut bangunannya. Ternyata tak hanya matanya, rasa ingin tahunya sangat besar untuk melihat setiap sudut bangunan yang didirikan oleh Gubernur Jendral A.F.W. Idenburg (1909-1916) pada tahun 1914 itu.
Kaki Presiden akhirnya terhenti pada sebuah anak tangga yang berada di balik bar. Perlu diketahui, stasiun ini dilengkapi dengan kamar penginapan, ruang dansa, dan bar. Anak tangga yang hanya cukup dua tubuh orang dewasa itu berbentuk melingkar dan menurun ke bawah. Sayangnya, Presiden tidak diperkenankan untuk memenuhi rasa penasarannya.
"Pada saat kunjungan, Presiden ingin turun, namun tidak boleh sama pengawalnya. Keadaan blm memungkinkan," tutur Asisten Manajer bidang Sejarah Unit Pelestarian Benda Bersejarah PT KA (Persero) Deddy Herlambang saat ditemui okezone beberapa waktu lalu.
Kabarnya bunker tersebut telah lama diketahui oleh PT Kereta Api (Persero), namun tidak diketahui secara jelas mengapa perusahaan kereta api milik negara ini tidak mengungkapnya. Berdasarkan beberapa literatur, keberadaan bunker ini tidak tercantum dalam maket stasiun peninggalan Belanda.
Atas "ulah" Presiden, akhirnya PT Kereta Api (Persero) memutuskan untuk menggali bunker. Pasalnya saat itu bunker sudah tertutup lumpur. Selama tiga bulan penggalian sementara saat itu, PT KA (Persero) menemukan ruangan-ruangan lain, tidak sekedar bunker semata. Setidaknya tiga ruangan sudah tergali oleh tim penggali saat itu.
Pada saat penggalian sementara itu, tim penggali menemukan dua sendok berbahan tembaga dan perak. Dengan alasan Stasiun Tanjung Priok sebagai bagian dari cagar budaya, dan ditakutkan terdapat benda berharga lain, PT Kereta Api (Persero) menyerahkan penggalian selanjutnya kepada Badan Pusat Penelitian Purbakala (BP3) Serang sebagai pihak yang berwenang untuk melakukan tindakan lebih lanjut.
0 comments:
Posting Komentar