Pernahkah terpikir oleh Anda ketika seorang wasit sepakbola lupa melihat arlojinya sehingga lupa dengan waktu pertandingan? Inilah sebagian fakta unik yang ditemukan dalam sejarah perhelatan pesta akbar sepakbola sejagat lima tahunan, yang lebih populer dengan sebutan World Cup. Selain itu, ada hal menarik apa lagi yang layak untuk disimak ?
Setelah mencoba browsing sana-sini, googling dan cari-cari referensi, terungkaplah beberapa fakta menarik yang layak disimak diantaranya sebagai berikut :
Spoiler for Alf Ramsey:
Manajer Inggris pada World Cup 1966. Berlari ke tengah lapangan setelah peluit akhir ditiup dan timnya mengalahkan Argentina di babak perempat final. Bukan untuk melakukan selebrasi, melainkan untuk mencegah pemainnya bertukar baju dengan tim lawan. Mr Ramsey berkata : "We don't swap shirt with animals!'' sungguh terlalu...
Spoiler for Laszlo Kiss (Hongaria):

Spoiler for Jose Batista (Uruguay):

Spoiler for Nomer 10, Nomer Keramat?:
Bukan rahasia lagi jika kostum bernomor 10 menjadi yang paling keramat dalam sepakbola. Tak jarang yang menganggap No 10 menjadi angka penuh mistis atau kesempurnaan seorang pebola.
Tak heran angka 'keramat' ini selalu dikenakan pemain yang memegang peranan vital dalam tim. Biasanya angka 'sempurna' ini digunakan seorang pemain yang mempunyai skil, teknik, umpan dan tembakan di atas rata-rata. Karena itu nomor punggung ini identik dengan seorang striker, playmaker, kreator, bahkan diktator di lapangan.
Tengok saja pemain-pemain yang pernah menggunakan angka keramat ini dalam karir sepakbolanya. Diego Maradona, Pele, Michel Platini, Roberto Baggio, Zico dan Zinedine Zidane. Mereka adalah pebola fantastis yang berperan vital dalam tim.
Tapi kini fenomena No 10 buat pemain spesial mulai ditinggalkan. Tak jarang pemilik angka keramat ini justru dikenakan pemain yang tak begitu vital dalam tim. Arsenal menjadi tim yang terbilang janggal dengan memberikan No 10 pada seorang bek.
Tak heran angka 'keramat' ini selalu dikenakan pemain yang memegang peranan vital dalam tim. Biasanya angka 'sempurna' ini digunakan seorang pemain yang mempunyai skil, teknik, umpan dan tembakan di atas rata-rata. Karena itu nomor punggung ini identik dengan seorang striker, playmaker, kreator, bahkan diktator di lapangan.
Tengok saja pemain-pemain yang pernah menggunakan angka keramat ini dalam karir sepakbolanya. Diego Maradona, Pele, Michel Platini, Roberto Baggio, Zico dan Zinedine Zidane. Mereka adalah pebola fantastis yang berperan vital dalam tim.
Tapi kini fenomena No 10 buat pemain spesial mulai ditinggalkan. Tak jarang pemilik angka keramat ini justru dikenakan pemain yang tak begitu vital dalam tim. Arsenal menjadi tim yang terbilang janggal dengan memberikan No 10 pada seorang bek.
Spoiler for Fakta Lain:

Spoiler for Fakta Lain:

Spoiler for Fakta Lain:

YANG PALING SPESIAL INI GAN
Spoiler for Tim Indonesia Saat Berlaga Di Piala Dunia:

Diakui atau tidak, Indonesia adalah negara Asia pertama yang berlaga di ajang Piala Dunia, tepatnya Piala Dunia 1938 di Prancis.
Meski saat itu belum merdeka, Indonesia mengusung nama Nederlandsche Indiesche atau Netherland East Indies atau Hindia Belanda.
Panasnya keadaan di Eropa dan sulitnya transportasi ke Prancis secara tak langsung memberikan keuntungan. Jepang menolak hadir dan memberikan kesempatan bagi Hindia Belanda untuk tampil mewakili zona Asia di kualifikasi grup 12. Lalu Amerika Serikat yang jadi lawan berikutnya menyerah tanpa bertanding.
Jadilah anak-anak Melayu ini melenggang ke Prancis.
Pengiriman kesebelasan Hindia Belanda bukannya tanpa hambatan. NIVU (Nederlandsche Indische Voetbal Unie) atau organisasi sepak bola Belanda di Jakarta bersitegang dengan PSSI yang telah berdiri April 1930. PSSI yang diketuai Soeratin Sosrosoegondo, insinyur lulusan Jerman yang lama tinggal di Eropa, ingin pemain mereka yang dikirimkan.
Namun, akhirnya kesebelasan dikirimkan tanpa mengikutsertakan pemain PSSI dan menggunakan bendera NIVU yang diakui FIFA.
Ditangani pelatih Johannes Mastenbroek, pemain kesebelasan Hindia Belanda adalah mereka yang bekerja di perusahaan-perusahaan Belanda.
Tercatat nama Bing Mo Heng (kiper), Herman Zommers, Franz Meeng, Isaac Pattiwael, Frans Pede Hukom, Hans Taihattu, Pan Hong Tjien, Jack Sammuels, Suwarte Soedermandji, Anwar Sutan, dan kiri luar Nawir yang juga bertindak sebagai kapten.
Pada babak penyisihan, Hindia Belanda langsung menghadapi tim tangguh, Hungaria, yang kemudian meraih posisi runner-up.
Tak banyak informasi yang didapatkan mengenai pertandingan di Stadion Velodrome Municipale, Reims, 5 Juni 1938, tersebut. Pada pertandingan yang disaksikan 9.000 penonton itu, Hindia Belanda tak mampu berbuat banyak dan terpaksa pulang lebih cepat setelah digilas 6-0.
Meski belum menggunakan bendera Merah-Putih, inilah satu-satunya penampilan tim Melayu di Piala Dunia, hingga sekarang.
sumber :http://www.kaskus.us/showthread.php?t=4188287
0 comments:
Posting Komentar