EDAAAN!!.. Meningkatnya Ritual Mengorbankan Anak di Uganda [FULL PICT + VIDEO].. JINJA, KOMPAS.com – Ritual dengan mengorbankan anak-anak semakin marak di Uganda. Caroline Aya, seorang gadis kecil, tengah bermain di halaman rumahnya ketika tiba-tiba tetangga Caroline menangkap dan menyekap mulutnya dengan kain.
Beberapa hari kemudian, jenazah gadis kecil itu ditemukan di sekitar rumah dengan lidah terpotong. Polisi yakin dia korban pembunuhan tetangganya untuk mendapatkan kesehatan atau kekayaan. Hal itu dilakukan dengan memotong salah satu bagian tubuh korban untuk digunakan dalam upacara ritual.
[DP!!] EDAAAN!!.. Meningkatnya Ritual Mengorbankan Anak di Uganda [FULL PICT + VIDEO]
Sejak tahun 2007, terdapat 15 kasus pembunuhan terhadap anak dan 14 terhadap orang dewasa untuk upacara itu. Adapun angka tidak resmi pelaku pembunuhan lebih tinggi lagi, yakni 154 orang ditangkap tahun lalu dan 50 orang telah diadili.
[DP!!] EDAAAN!!.. Meningkatnya Ritual Mengorbankan Anak di Uganda [FULL PICT + VIDEO]
AS sangat prihatin atas kasus ini. Pemerintah AS telah menyumbang dana 500.000 dollar AS untuk melatih 2.000 polisi Uganda yang akan menyelidiki penculikan, perdagangan manusia, termasuk pembunuhan untuk acara ritual. Masalah itu sudah semakin besar sampai-sampai tahun lalu polisi membentuk Gugus Tugas Antipengorbanan Manusia. Salah satu poster tertempel di kantor polisi, menggambarkan dua anak kecil yang sedang dibawa orang asing ke sebuah mobil. Di bawahnya tertera kalimat ”Lindungi Anak dari Upacara Pengorbanan”.
[DP!!] EDAAAN!!.. Meningkatnya Ritual Mengorbankan Anak di Uganda [FULL PICT + VIDEO]
Pengorbanan manusia telah terjadi sepanjang sejarah dan masih terjadi di beberapa negara, termasuk India, Afrika Selatan, Gabon, dan Tanzania. Peningkatan pengorbanan manusia di Uganda lebih terkait dengan keinginan sang pelaku untuk menjadi kaya. ”Obat” yang terbuat dari organ manusia dipercaya dapat membawa kekayaan. (AP/JOE)
[DP!!] EDAAAN!!.. Meningkatnya Ritual Mengorbankan Anak di Uganda [FULL PICT + VIDEO]
TRADISI mengorbankan anak sebagai persembahan dewa masih terjadi di pedalaman Uganda. Bahkan pemerintah setempat menyatakan tren fenomena tersebut terus meningkat. Dengan menggunakan obor sebagai penerangan, seorang dukun menuntun BBC yang sedang melakukan investigasi ke sebuah kuil rahasia tempat dimana ritual pengorbanan dilakukan. Sang dukun mengaku mempunyai pasien yang secara rutin menculik anak-anak, mengambil darah, dan organ tubuh mereka sebagai tumbal bagi para roh.
[DP!!] EDAAAN!!.. Meningkatnya Ritual Mengorbankan Anak di Uganda [FULL PICT + VIDEO]
Dalam prosesi ritual, dukun mensyaratkan adanya sesaji tambahan seperti tempurung kerang dan kulit binatang. Sesaji itu akan dibakar di sebuah hutan belukar tersembunyi.jauh dari pemukiman penduduk, setelah sang pasien menyetujui syarat yang diajukan dukun.
Para dukun itu mengaku kebanyakan pasien datang untuk mendapat kekayaan. “Mereka menculik anak-anak orang lain. Mereka mengambil hati dan darahnya untuk langsung dibawa kemari dan dipersembahkan kepada roh-roh. Mereka memasukkannya (darah dan hati) ke dalam kaleng kecil dan meletakkannya di bawah pohon dimana suara-suara roh itu muncul,” ujar seorang dukun.
[DP!!] EDAAAN!!.. Meningkatnya Ritual Mengorbankan Anak di Uganda [FULL PICT + VIDEO]
Bagi para klien yang sudah “meneken kontrak” dengan roh-roh tersebut, penyerahan sesaji dilakukan cukup sering. Dukun tadi mengungkapkan, dalam seminggu, rata-rata tiga kali, pasien harus menyediakan organ tubuh dan darah anak-anak. Tergantung permintaan roh itu kepada pasien.
Dalam paket sesaji itu terdapat satu gelas darah dan sebentuk hati dengan ukuran cukup besar yang kemudian dibakar. Karena ritual tersebut dilakukan dalam tempat tertutup, bukan tidak mungkin jasad anak-anak juga ikut dikorbankan dalam prosesi itu.
Sang dukun membantah ikut terlibat dalam pembunuhan atau meminta kliennya untuk membunuh anak-anak. Semua syarat berasal dari suara roh yang didengarkan secara langsung oleh telinga si klien. Untuk jasa konsultasi klenik tersebut seorang dukun biasanya mendapat bayaran USD 260 (Rp 2,3 juta). Namun, sebagian besar uang tersebut biasanya diserahkan kepada “bos” mereka dalam jaringan dukun yang terbentuk secara nasional.
Kepala Badan Anti Pengorbanan dan Perdagangan Manusia Kepolisian Uganda, Moses Binoga menyatakan pihaknya mengetahui sosok yang disebut bos oleh para dukun tersebut. Dia adalah pemimpin jaringan yang beranggotakan 5-6 dukun yang beroperasi secara ilegal di Uganda. “Yang paling senior memeras mereka yahg di bawahnya, karena mereka sudah sepakat dalam bisnis ilegal tersebut.” ungkapnya.
Binogamengungkapkan, polisi telah membongkar 26 kasus pembunuhan tahun lalu, dimana korbannya diduga menjadi sengaja ditumbalkan. Keyakinan itu diperkuat dengan dibandingkannya korban pembunuhan serupa yang terjadi pada2007. “Kamijuga mendapat laporan 120 anak dan orang dewasa hilang, dimana karni belum berhasil mengetahui nasib mereka sekarang. Kami tidak bisa memastikan mereka adalah korban pencari kekayaan instan. Tapi organisasi perlindungan anak-anak yakin jumlah mereka lebih besar. Karena banyak kasus tidak dilaporkan polisi,” tambahnya.
Pengakuan mencengangkan datang dari mantan dukun yang kini beralih menjadi aktivis anti pengorbanan anak Polino Angela. SejaJc berhenti praktik pada 1990, dia mengaku telah meminta 2.400 dukun lain untuk berhenti melakukan bisnis haram tersebut. Angela mengisahkan kali pertama menjalankan seremoni pengorbanan anak di Kenya. Saat itu seorang bocah 13 tahun dikorbankan. “Anak itu digorok di bagian leher kemudian kulit yang melingkar disayat dan bagian yang sudah robek itu diberikan kepadaku.” akunya, (cak/aml)
sumber : kompas, bataviase
Youtube Witch Doctor Sorcery: Ritual Child Sacrifice Epidemic in Uganda..
sumber :http://kangboed.wordpress.com/2010/04/06/dp-edaaan-meningkatnya-ritual-mengorbankan-anak-di-uganda-full-pict-video/